Author: Littlebacon
Lenght: Oneshoot
Genre : Romance, fantasy
Rating: T
Main Cast:
- Ahn Yookyung (OC)
- Park Chanyeol (EXO-K)
Theme Song : Within Temptation – Somewhere
*Annyeong ada FF baru nih kekeke.. tapi FF ini bukan punya ku. FF ini punya author bernama Littlebacon, nah chingu kalo mau baca FF tulisan Author Littlebacon, silahkan kunjungi WP-nya Litllebacon World .
ps:aku udah minta izin Littlebacon, buat nge post FF Potrait nya di blog aku
A.N : Aaahh..akhirnya FF ini selesai
juga. Bingung reader sebenernya mau nulis kayak gimana XD. Belum lagi
milih main castnya diantara bejibun member EXO yang ganteng-ganteng
dunia akherat (?). Inspirasi udah jebol banget ini. Oh ya, jeongmal mianhae kalo cerita sama judulnya nggak nyambung. Soalnya author juga bingung gimana cara nyambungin perasaan author sama Luhan *reader: thor,, pergi sono lu sebelum kita kroyok nih | author: ehh iya iya deh* Semua cast disini keculai OC dan Luhan adalah milik Tuhan,ortu dan agensinya *emang ada Luhan?* Banyak typo bertebaran dan nggak nyambung sama genre. Boleh ngopi boleh ngeteh *reader: thor salah!!* eh iya salah, ralat. Boleh ngopy asal dicantumin nama authornya. Oke deh ChenKaiD.Ot ^^
***
Udara dingin menyeruak kedalam pori-pori
kulit pucat Yookyung. Dingin dan mencekam. Padahal ini bukanlah musim
dimana butiran kapas itu turun. Mata Yookyung menerawang jauh ke
sekeliling tempat dimana ia menginjakkan kaki jenjangnya. Sebuah rumah
kuno dua lantai bergaya vintage dengan debu dan jaring laba-laba yang
tertempel dimana-mana. Beberapa bagian dari rumah ini terbuat dari kayu
usang yang sudah berbau busuk dimakan usia. Sangat kontras dengan
lampu kristal besar yang menggantung di atapnya.
Yookyung menghentikan langkahnya untuk sejenak berpikir. Untuk apa ia
berada di tempat seperti ini? Ia bahkan sangat asing dengan bangunan
kuno ini. Lantai yang penuh debu itu kini berderak-derak ketika Yookyung
mencoba melangkahkan kakinya naik keatas tangga yang hampir ambruk
karena digerogoti rayap. Segerombolan tikus berlari disekitar kaki
Yookyung yang sempat membuatnya menegang dan membulatkan mata.
“Annyeong…ada orang disini?”, sapa
Yookyung keras dengan suara nyaring yang menggema. Mendadak hawa dingin
berdesir mengelilingi area tubuh Yookyung. Segerombolan kelelawar
memekik turun dan menimbulkan suara bising yang cukup menganggu telinga.
Yookyung menggosok-gosok kedua lengannya dan merapatkan hoodie
coklatnya. Ia berjalan pelan ke lantai dua sesekali menengok ke belakang
takut-takut kalau ada vampire yang menyerangnya (?).
Suasana di lantai
dua ini lebih gelap dan mencekam. Banyak guci-guci aneh dan lukisan
renaissance yang terpajang rapi di lantai ini. Suara langkah kaki
Yookyung menggema di lantai yang gelap dan makin menambah kesan mistis.
Hampir tidak bisa melihat dengan jelas, namun masih bisa merasakan bahwa
ada yang sedang mengawasinya dari sini. Perasaan Yookyung semakin kalut
dan ia memutuskan untuk segera turun dan pergi saja dari rumah ini.
“Ahn Yookyung. Chankaman”, panggil
seseorang dengan suara berat. Tubuh Yookyung menegang. Tapi ia segera
menepis rasa takutnya dan memberanikan diri untuk berbalik. Nihil. Tak
ada seorang pun disana. Ia mengangkat bahunya sambil tersenyum kikuk.
Berpikir bahwa dirinya sedang berhalusinasi.
“Kau sedang tidak berhalusinasi Ahn
Yookyung”, suara itu menggema lagi. Entah mengapa Yookyung merasa tidak
asing dengan suara itu. Suara berat itu sungguh membuat hatinya nyaman *author: ciyee lebe ahh | reader: thor, kagak usah muncul dulu napa sih, ganggu aja! | auhtor: #pundung di pojokan*
“Nu..nuguya?”, tanya Yookyung ragu-ragu sembari melangkah mencari si empunya suara.
“Aku? Pemilik hatimu saat ini dan
nanti”. Glek. Percaya diri sekali orang ini. Gerutu Yookyung dalam hati
yang terus mencari-cari pemilik suara sambil meraba dinding untuk
mempermudahkannya berjalan dalam gelap. Tapi tiba-tiba, sekujur tubuh
Yookyung menjadi hangat saat tangannya tak sengaja menyentuh sebuah
lukisan. Walaupun gelap, tapi ia bisa sedikit melihat apa yang ada di
dalam lukisan itu. Seorang namja dengan rambut coklat berponi
yang hampir menutupi matanya dan memakai kemeja biru pudar. Wajahnya
terlihat tampan dengan rahang yang tegas meski tidak ada seulas senyum
yang tergambar disana. Lukisan setengah badan itu cukup membuat Yookyung
tercengang. Ia terdiam. Sadar akan kebodohannya yang memuja sebuah
lukisan, ia kemudian berbalik dan melangkah kecil meninggalkan lukisan
itu.
“Kau mau kemana Ahn Yookyung?”, suara itu terdengar lagi dan lebih dekat di telinga Yookyung.
“Nu..nuguya? Kumohon tunjujjan
dirimu”, ucap Yookyung sambil berancang-ancang dengan gerakan wushunya
yang ia arahkan ke segala arah untuk berjaga-jaga.
“Khkhkhkhkh berbaliklah, aku ada
dibelakangmu”. Ucapan itu sedikit membuat Yookyung berpikir dua kali.
Bagaimana mungkin ada seseorang di belakangnya sedangkan jarak tubuhnya
dengan dinding tidaklah lebih dari satu meter. Kalaupun benar ada,
pastilah ia bisa merasakan kehadirannya.
Yookyung meneguk salivanya
berkali-kali. Keringat dingin mulai mengucur deras dari sisi dahinya. Ia
mengepalkan tangannya lalu memberanikan diri untuk berbalik dengan mata
terpejam. Sepi, tidak ada bunyi apapun. Ia pun lalu membuka sedikit
matanya. Nihil. Tetap tidak ada siapapun. Yang ada hanyalah lukisan
seorang namja yang terpaku di dinding.
“Kau membohongiku eoh? Tidak ada siapapun disini!”, kata Yookyung kesal sambil menengok ke kanan dan ke kiri.
“Lihatlah lurus ke depan. Fokuskan
matamu dan buka celah hatimu. Maka kau akan melihat sebuah ciptaan yang
luar biasa”. Yookyung pun kembali memperhatikan dinding yang ada di
depannya, ah ani, lebih tepatnya benda yang tergantung disana.
Ya, lukisan itu. Yookyung menyipitkan matanya agar lukisan itu terlihat
lebih jelas. Ia meraba lukisan itu dan mendekatkan wajahnya hingga
beberapa senti. Tiba-tiba saja, namja yang ada di dalam lukisan
itu tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya. Jantung Yookyung berpacu
lebih cepat dan matanya membelalak lebar. Tubuhnya terhuyung beberapa
senti dari dinding dengan wajah yang masih menegang. Ia benar-benar
tidak percaya akan apa yang kini dilihatnya.
“Kau kaget Ahn Yookyung? Ya! Kau kemari untuk menjemputku bukan?”, tanya namja
dalam lukisan itu dengan suara berat khasnya. Yookyung masih terdiam
mematung dengan tatapan tidak percaya. Hatinya bergejolak penuh umpatan.
Antara takut dan kagum pada ketampanan namja lukisan itu. Apalagi saat dia tersenyum seperti itu. Membuat Yookyung bersumpah ingin melumat bibir itu sekarang jika saja namja yang ada dihadapannya ini bukanlah fantasi belaka. Tapi Yookyung segera tersadar dan membuang jauh-jauh pikiran gilanya itu.
“Kau tidak gila Ahn Yookyung. Memang sudah takdirnya kalau kau menyukai namja
sempurna sepertiku. Hehehe…”, ucapnya sambil nyengir kuda yang langsung
membuat Yookyung melemparkan tatapan kau-bahkan-menggelikan pada namja itu.
“Kau ini hidup? Kau bisa bicara ha?”, tanya Yookyung sambil memencet-mencet kanvas.
“Auu..hahaha…itu geli Ahn Yookyung.
Hahahaha..hen..hentikan”. Yookyung pun menghentikan aktifitasnya yang
sedari tadi memenceti kanvas itu. Ia kemudian menatap namja
dalam lukisan itu dengan sorotan mata penuh tanda tanya. Ia ingin
meminta penjelasan atas semua ini, bangunan ini, dan tentu saja dirinya.
Merasa mengerti dengan gelagat Yookyung, namja itu mula membuka suara lagi.
“Baiklah baiklah. Akan aku jelaskan.
Namaku Chanyeol. Park Chanyeol. Bagus bukan? aku tahu itu, tidak usah
memujiku”. Yookyung memasang muka sebal dan rasanya ingin mengahantam namja ini dengan grand piano yang ada di toko tempat ia bekerja. Namun ia urungkan niatnya itu karena tidak mungkin seorang yeoja kecil sepertinya mampu mengangkat piano SENDIRIAN.
“Aku terkurung disini selama
berpuluh-puluh tahun akibat ulah seorang penyihr. Dan kau, adalah
satu-satunya orang yang bisa merasakan keberadaanku disini. Kaulah orang
yang bisa membebaskanku. Aku sudah lama menunggumu chagiya~”,
ungkapnya sambil memasang kiss bye pada Yookyung. Gadis berambut hitam
panjang itu memutar bola matanya malas. Bukannya tidak mau, ia hanya
sedikit malas membantu namja yang memiliki kepercayaan diri tinggi ini. Lagipula bagaimana caranya membebaskan seorang namja dari sebuah lukisan? Terdengar lucu memang.
“Kau mau tahu caranya? Sini,
mendekatlah. Kuberi tahu sesuatu”. Yookyung pun melangkahkan kakinya
menjadi lebih dekat dengan lukisan itu. Perasaan hangat mucul kembali
dalam dirinya. Ia tidak mengerti tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Debaran jantungnya semakin kuat terdengar membuat seulas senyum
tergambar pada bibir namja itu. Tampan. Itulah yang ada
dipikiran Yookyung saat ini.
Tubuhnya tiba-tiba terangkat ke atas
dengan sendirinya dan membuat wajahnya sejajar dengan wajah Chanyeol.
Yang lebih aneh, Yookyung bisa merasakan deruan napas Chanyeol yang
tidak teratur itu. Chanyeol mengerucutkan bibirnya, memainkannya sambil
meniup-niup poni coklatnya. Ia tesenyum manis yang membuat Yookyung
harus meneguk salivanya berkali-kali. Demi Tuhan, seumur hidup Yookyung
tidak pernah menginginkan seseorang diluar batas seperti ini. Ia
mengatur napasnya saat kepalanya tiba-tiba terdorong kedepan hingga
membuat hidungnya bersentuhan dengan hidung Chanyeol dan…
“AHN YOOKYUNG !! IREONA!!”.
GDUBRAK. Suara tubuh Yookyung
yang menghantam lantai terdengar keras dan membuyarkannya dari tidur
nyenyaknya diatas kursi sambil memanyun-manyunkan bibirnya. Ia merintih
kesakitan dan memegangi bokongnya sambil mengucek kedua matanya
bergantian.
“Nah, sudah puas kau tidur tuan putri?
Seenaknya saja. Lihat ini jam kerja! Pelanggan banyak begitu kau malah
enak-enakkan tidur. Kau mau makan gaji buta eoh?”
“Ehehehe..mianhae ahjumma. Kemarin aku tidur larut malam karena harus mengerjakan tugas”, elak Yookyung sambil memasang tanda v sign dengan jarinya.
“Ah sudah-sudah. Aku tidak mau menerima alasanmu. Cepat kau ke depan dan layani pelanggan!”
“Ne. Ne ahjumma aku kesana
sekarang”. Dengan langkah gontai karena masih mengantuk, Yookyung
mendekat kearah pelanggan yang sedang sibuk mencari dan menciumi
bunga-bunga segar. Yookyung menguap sebentar lalu menggaruk rambutnya
malas. Pikirannya melayang pada hal yang baru saja ia alami. Mimpi itu
terasa begitu nyata baginya. Bahkan ia merasa namja dalam lukisan itu benar-benar hidup. Tapi yah, yang namanya mimpi kan hanya bunganya tidur.
“Mmm..agasshi, aku minta
buklet bunga mawar yang cocok untuk pesta pertunangan”, ucap salah
seorang pelanggan pada Yookyung yang kini tengah asyik melamun sambil
memandang kearah langit. Merasa diacuhkan, pelanggan itu menyapa
Yookyung sekali lagi.
“Agasshi, aku minta buklet
bunga!”, ucap pelanggan itu sedikit membentak dengan suara beratnya.
Seketika Yookyung pun langsung tersadar dari lamunannya dan segera
berbalik untuk membuatkan buklet bunga. Tapi baru beberapa langkah,
Yookyung terdiam mematung. Ia merasa tidak asing dengan suara pelanggan
itu. Seperti suara seseorang yang ia kenal betul. Seseorang yang telah
membuat jantungnya berdetak lebih cepat meskipun hanya bertemu beberapa
saat. Yookyung mengepalkan tangannya dan memberanikan diri menghadap
pelanggan itu, dan benar saja, namja berambut coklat keriting yang tengah
sibuk menciumi bunga-bunga di florist tempat Yookyung bekerja adalah…
“Park Chanyeol?!”
“Ne?”
~END~
0 komentar:
Posting Komentar